untuk memenuhi tugas dari Bapak X'Furuhito, selaku dosen "MK ILmu Budaya Dasar" maka saya selaku penulish mempublish hasil wawancara saya dengan seorang teman saya yang berasal dari Medan<sumut>.
Hari ini saya akan menuliskan hasil dari
wawancara exclusive dengan seorang pria yang telah sukses membangun usaha,
dimana usaha itu kian hari semakin bertumbuh, dan mensejahterakan kehidupannya.
Malam itu tanggal 23 April 2013 saya datang menemui seorang teman yang juga
menginspirasi saya akan mengekspos pandangan hidupnya sebagai masyarakat
pendatang dari pulau Sumatera bagian Utara tepatnya di pinggiran kota Medan.
Dia adalah Dedy Dores Sembiring Pandia. lahir
dan di besarkan di bngkawan kabupaten Deliserdang, pada 27 Tahun lalu, dan kini
setelah perjuangan hidup yang begitu pahit yang dialaminya di Ibukota ini, di
usia yang masih relative sangat muda ini kini dapat tersenyum lebar meniikmati
hasil usahanya yang kini telah bertumbuh menjadi lebih baik.
Tak perlu berlama-lama lagi, saya akan langsung
memaparkan hasil dari wawancara saya kali ini.
Selamat
malam Bang Ucok, maaf ni bang saya mengganggu aktivitas abang.
Ya
gapapa lah, sesama anak rantau’ wajiblah kita saling bantu. Apalagi ini untuk
menunjang perkuliahan kamu, saya sangat senang kalu saya bias membantu.
Maklumlah, saya dulu kepingin sekolah, namun karena banyak hal saya tidak dapat
melanjutka sekolah saya ke jenjang perkuliahan, (kata Bang Ucok disela
tawanya).
Langsung
aja ni bang, abang ini kandari Medan, apa sih yang membuat abang sampai di kota
ini.
Ia
benar, saya orang Medan. Saya datang ke tanah jawa ini sekitar Tahun 2004. Saya
kejakarta karena saya sering diajak tante saya untuk kejakarta, saya tahu
beliau meminta saya ke Jakarta karena beliau tidak ingin melihat saya seperti
masyarakat di kampung yang hanya bisa membuat orangtua saya capek berpikir.
Terlebih karena di kampung saya sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Apalagi seperti saya yang hanya tamatan SMA.
Setelah
sampai di Jakarta, Usaha apa yang pertama kali abang lakukan?
Pertama
kali samapai disini, saya tidak munkin bisa langsung seperti ini. Awalnya saya
hanya ikut membantu tante saya, yah sekedar bantu-bantu usaha beliau lah.
Namanya juga baru kan.
Lalu
apa yang membuat abang bisa seperti sekarang ini?
Seperti
yang saya katakana tadi, berawal dari sekedar membantu. Namun timbul di benak
saya untuk berusaha sendiri, karena merasa ingin memiliki penghasilan. Dari
situlah saya berinisiatif untuk memulai dari 0. Saya mulai dari membuka warung
kelontong. Dimana yang saya jual masih tergolong sangat sedikit, hanya sekedar
ciki-ciki atau jajanan buat anak kecil.
Lalu
dari mana Modal awal yang abang dapatkan? Apakah abang membawanya dari kampong,
atau dari hasil selama bantu-bantu?
Oh,
nggak. Modal untuk usaha awal saya dapatkan dari pemberian seorang dermawan
yang merasa kasihan pada saya. Kebetulan kami satu gereja, dan beliau merasa
kasian sama saya, sehingga beliau meminjam kan saya modal untuk usaha, dari
situlah awal mula perjuangan ini saya rajut hingga seperti ini.
Seperti
judul dari wawancara ini, Apasih bang Pandangan Hidup abang selama ini?
Pandangan
hidup maksud anda seperti apa ni?
Pandangan
hidup => suatu
hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup. dimana seseorang menjalani hidupnya
dengan aturan aturang yang dia buat untuk memjukan kehidupannya, pandangan
hidup berasal dari agama,a) Pandangan hidup yang berasal dari agama, dan
pengalaman hidup yang pernah di alami seseorang tersebut.
Jadi
apa pandangan hidup yang anda miliki ni bang ucok?
Oh,
itu to. Pandangan hidupsaya adalah Perintah dan larangan yang di buat oleeh
Tuhan, dalam hal ini saya maksud ajaran Yesus Kristus Tuhan kami Umat
Kristiani. Dan terlebih lagi dari pengalaman hidup saya sewaktu di kampong
halaman saya. Saya bukan dari keluarga berada, dimana untuk mendapatkan uang
jajan aja dulu saya harus berjualan es lilin keliling, dan dimalam harinya saya
kerap kali harus berburu kalong di malam hari. Itu semata-mata hanya untuk
mendapatkan uang jajan dan sedikit membantu keperluan keluarga saya. Tidak
seperti teman saya yang lain, yang ketika ingin jajan, tinggal minta sama
orangtua mereka.
intinya saya benci Miskin, dan tidak ingin berada di kehidupan kemiskinan itu lagi. Satu hal yang perlu kamu tau dek, terlebih kamu selaku mahasiswa, belajar yg giat dan bertaqwa lah pada ajaran agama kita masing-masing. Ingat, Hidup adalah Pilihan, dan Takdir memang tidak bisa diganggu gugat dek, tp Nasip bisa di ubah. Karena tuhan tidak akan pernah ingin melihat umatnya menderita karena kemiskinan. Jadi harus semangat dan maju terus.
intinya saya benci Miskin, dan tidak ingin berada di kehidupan kemiskinan itu lagi. Satu hal yang perlu kamu tau dek, terlebih kamu selaku mahasiswa, belajar yg giat dan bertaqwa lah pada ajaran agama kita masing-masing. Ingat, Hidup adalah Pilihan, dan Takdir memang tidak bisa diganggu gugat dek, tp Nasip bisa di ubah. Karena tuhan tidak akan pernah ingin melihat umatnya menderita karena kemiskinan. Jadi harus semangat dan maju terus.
Jadi
apa ni bang pesan buat teman – teman mahasiswa?
Seperti
yang saya bilang tadi vid, bahwa “Hidup adalah Pilihan, dan Takdir memang
tidak bisa diganggu gugat dek, tp Nasip bisa di ubah. Karena tuhan tidak akan
pernah ingin melihat umatnya menderita karena kemiskinan. Jadi harus semangat
dan maju terus.”
Terima
kasih ni bang, atas waktu dan kesempatan yang abang berikan sehingga tugas saya
bisa kelar.
Sama
– sama dek David, saya juga senang dapat berbagi pengalaman dengan kamu, semoga
pengalaman saya ini dapat menginspirasi khalayak ramai sehingga nggak pasrah
dengan keadan.
Semoga
bang. (sambil berjabat tangan)
Dibawah ini merupakan Bukti Wawancara yang saya lakukan,.
Gambar Sebelum wawancara dengan B' Ucok. (memakai Baju Putih) |
Foto Usaha Toko Sembako yang dimiliki sekarang. (se-kelas Grosiran) |
Tampak Saat B' Ucok Melayani Pelanggannya. |
Penulis :
David Super Natanail Ginting.
1A112034
UG.