Friday, June 28, 2013

Jack Brown, Pengibar Merah Putih di Old Trafford

Yang Membanggakan Anak Bangsa

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOJack Alan Brown, bocah 11 tahun berdarah Indonesia - Inggris yang meraih penghargaan juara World Skills Final 2012 MU Soccer Schools saat wawancara di Jakarta, Senin (31/12/2012). World Skills Final 2012 MU Soccer Schools diikuti sekitar 30 anak berumur antara 10 sampai 16 tahun dari 25 negara.


JAKARTA, KOMPAS.com. Satu lagi putra terbaik bangsa menyabet prestasi membanggakan dalam bidang sepak bola di kancah dunia. Adalah Jack Brown, seorang anak berusia 11 tahun keturunan Indonesia-Inggris yang baru saja menyabet gelar penghargaan "The World Final Skill Test 2012 MU Soccer School" sebagai siswa terbaik di Akademi Setan Merah tersebut.

Meski usianya relatif terbilang muda, Jack mampu membuat para juri dan konsestan lain terkesan dengan kemampuannya mengolah bola saat mengikuti kejuaraan MUSS di Old Trafford, Manchester. Di stadion kebesaran kota Manchester itu, ia berhasil menjadi yang terbaik dengan menyisihkan 30 anak pemenang dari babak kualifikasi yang digelar di 25 negara. 

Awal keikutsertaan Jack bermula ketika kedua orangtuanya, Indah Brown dan Lance Brown mengikutsertakannya dan sang kakak, George Brown, di summer camp MUSS Singapore pada Juli 2012. Pemusatan latihan akademi itu sendiri sempat diadakan di Senayan, Jakarta, dengan jumlah peserta mencapai 250 anak yang berusia antara enam tahun sampai 16 tahun.

Di Jakarta, Jack mendapat poin 600, yang merupakan ranking tertinggi dalam ajang tersebut. Walhasil, ia pun langsung menuju Old Trafford untuk mengikuti babak final dan tidak perlu mengikuti babak penyisihan di Singapura bersama enam pemenang dari Jakarta lainnya.

Salah satu hal menarik ketika Jack dinobatkan sebagai pemenang penghargaan tersebut adalah ketika dia ditanya mengenai asalnya oleh pelatih MU, Sir Alex Ferguson. Dengan polos, penggemar Wayne Rooney itu pun mengatakan, bahwa dirinya berasal dari Indonesia. 

"Itu dia ucapkan di depan 30 konsestan lainnya. Saat menerima piala, pembawa acara kemudian menyebut bahwa pemenang The World Final Skill Test 2012 MU Soccer School adalah Jack yang berasal dari Indonesia. Sekitar 70 ribu penonton yang berada di Old Trafford pun langsung bersorak. Ini sangat membanggakan bagi kami," ujar Indah Brown saat berbicang dengan Kompas.com di Jakarta, Senin (31/12/2012).

Seolah, Merah Putih pun berkibar di Old Trafford. Dan, sang pengibar itu adalah bcah 11 tahun bernama Jack Brown tersebut.

Bakat bola
Lahir di Jakarta, 2 November 2001, sepak bola telah lekat dalam kehidupan Jack sejak kecil. Ia memulai karier sepak bolanya pada usia enam tahun saat didaftarkan kedua orangtuanya ke Akademi Sepak Bola Arsenal dan MU di Dubai. Di kedua akademi tersebut, pemain yang berposisi sebagai striker ini berlatih selama enam hari dalam seminggu untuk mengasah kemampuannya. 

Selain di akademi sepak bola, Jack juga sering menyempatkan berlatih di halaman rumahnya bersama sang kakak. Tak jarang juga, ia menggunakan waktu luangnya untuk membaca sejumlah koleksi buku autobiografi para penggawa Setan Merah yang dibelikan oleh kedua orang tuanya. 

"Aku sudah selesai membawa buku Wayne Rooney dan Paul Scholes. Aku punya juga buku Ryan Giggs, tetapi belum sempat aku baca," ujar Jack.

Atas usahanya menekuni sepak bola, karier sepak bola Jack pun bisa terbilang istimewa. Ia dua terpilih sebagai Best Player of the Year of Sony Turnament 2010 dan 2012 lalu Dubai English Speaking School Tournament 2011 dan 2012. Selain itu, ia juga didaulat menjadi The Best Midfielder 2012 di IFA Tournamen. 

Jack mengaku, sangat senang bisa meraih sejumlah prestasi tersebut. Apalagi, ia bisa bersalaman dengan Ferguson dan sejumlah pemain inti MU, termasuk Rooney yang menjadi idolanya. "Ini adalah momen terbaik dalam hidupku. Aku sangat senang sekali bertemu dan bersalaman dengan mereka," katanya. 

Di kejuaraan itu, Jack mengalahkan pesaingnya yang usianya rata-rata lebih tua. Bahkan, ia berhasil mengalahkan wakil dari Inggris, Alex, yang merupakan juara bertahan The World Final Skill Test MU Soccer School. "Jack menang tahun dengan dengan skor tertinggi selama tiga tahun terakhir. Dulu David Beckham juga ikut kejuaraan ini saat usianya 10 tahun dan hanya mendapatkan juara tiga," tambah sang ibunda, Indah.

Indonesia
Saat ini, Jack memang sedang diproyeksikan menjadi pemain sepak bola handal oleh kedua orang tuanya. Meski bercita-cita untuk menjadi bagian dari skuad MU dan Inggris, Jack tidak memungkiri suatu saat nanti dirinya juga akan bisa membela tim nasional Indonesia. 

"Insya Allah, aku harap bisa begitu (membela timnas Indonesia)," kata Jack yang cukup fasih berbahasa Indonesia ini. 


Jack sendiri mengetahui sejumlah pemain anyar skuad Garuda seperti Andik Vermansah, Irfan Bachdim, Cristian Gonzales, dan Markus Horizon. Ia mengaku beberapa kali melihat pemain nasional idolanya tersebut saat bertanding membela nama Indonesia dalam sejumlah turnamen Asia di televisi. 

Setelah lulus sekolah tingkat dasar, Jack sendiri berencana akan melanjutkan pendidikannya di Inggris karena mendapat beasiswa dari sekolahnya di Dubai. Di negeri sepak bola tertua itu, penggemar Rooney tersebut berencana akan kembali masuk ke akademi sepak bola untuk mengasah kemampuannya demi mencapai cita-citanya tersebut. 


Biodata Jack
Nama Lengkap: Jack Alan Brown.
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 2 November 2001
Orang Tua: Lance Brownd dan Indah Brown.
Kakak: George Brown.
Hobi: Sepak bola, rugby, renang. 
Sekolah: Jumeirah Primary School (Tingkat 6)
Prestasi: The World Final Skill Test MU Soccer School 2012, Football Tournament Dubai English Speaking School (2011 dan 2011), Best Player of the Year of Sony Turnament (2010 dan 2012), The Best Midfielder IFA Tournamen (2011).


(Source: Kompas)

Indonesia Air Force One

 Indonesia Air Force One

Indonesia Air Force One

Boeing Business Jet 2 (Photo: Boeing.com)

JAKARTA, (IMP) - Presiden SBY akan mendapatkan kado istimewa di bulan Agustus 2013, berupa Indonesia Air Force One BBJ2 yang siap mengantar Presiden untuk kunjungan ke dalam maupun luar negeri. Keberadaan pesawat kepresidenan ini diharapkan membantu kinerja presiden, khususnya ketika melakukan lawatan ke tempat yang jauh. Terbang ke luar negeri selama belasan jam, bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Apalagi ketika masuk jam tidur, tidak bisa merebahkan secara sempurna.

Pesawat kepresidenan nanti, dilengkapi dengan kamar tidur utama, kamar mandi dengan shower, ruang konferensi/ruang makan, dan kamar tamu. Badan pesawat terdiri dari dua lantai dan memiliki tempat duduk hingga 70 penumpang dengan konfigurasi mewah. Presiden akan merasa berada di rumah atau di ruang kerja, membuat energinya tidak habis terserap dengan kepenatan penerbangan yang panjang. Boeing 737-8U3(BBJ2) juga akan dilengkapi dengan alat komunikasi yang canggih serta sistem keamanan modern.

Ya, Indonesia telah melakukan order khusus untuk Boeing Business Jet,” ujar Media Relations Boeing Commercial Airplanes AS, Doug Alder kepada wartawan, Selasa (4/6/2013). 

Dari hitung-hitungan biaya, Pesawat kepresidenan ini bisa digunakan selama 35 tahun, sehingga Presiden berikutnya masih bisa menggunakan pesawat Boeing 737-8U3, setelah masa jabatan Presiden SBY habis tahun 2014. Kementerian Sekretariat Negara telah melakukan kalkulasi pada tahun 2009, bahwa pembelian pesawat kepresidenan akan lebih efektif untuk jangka panjang dibandingkan menyewa pesawat.
Pesawat Boeing 737-8U3(BBJ2) Indonesian Air Force dibeli Indonesia seharga US$ 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar, dengan rincian: US$ 58,6 juta untuk badan pesawat, US$27 juta untuk interior kabin, US$ 4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$1,1 juta untuk biaya administrasi.

Pesawat ini dibeli dengan cara dicicil tiga kali sejak tahun 2010. Beberapa fitur tambahan dari Boeing Business Jet 2 antara lain: Enam tangki bahan bakar di badan pesawat agar bisa terbang nonstop selama 10-12 jam, sistem keamanan serta interior cabin.
Interior BBJ2 (Photo by Boeing)

Kamar Tidur BBJ2 (photo by Boeing)

Kamar Mandi Shower (photo by Boeing)

Dapur BBJ2 (Photo by Boeing)
Kriteria dan spesifikasi pesawat kepresidenan adalah: mampu terbang selama 10-12 jam, mampu mendarat di bandara kecil, memiliki kapasitas sesuai rombongan presiden (70 orang), memiliki peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation dan inflight entertainment khusus.
Boeing BBJ2 memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter dan memiliki diameter 3,73 meter. Untuk interiornya, BBJ2 memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53 meter.
BBJ 2 dibeli pemerintah sebagai upaya efisiensi. Pertimbangannya bila menyewa pesawat Garuda, ongkosnya lebih mahal. “Untuk kepentingan efisien, jangka menengah dan panjang, agar digunakan setiap saat tanpa mengganggu jadwal Garuda, maka diadakan pesawat sendiri,” ujar Presiden SBY awal tahun 2012.
Selama ini, Presiden SBY menyewa pesawat jenis 787-800 NG untuk penerbangan domestik dan Airbus jenis A330 untuk penerbangan jarak jauh atau internasional. Di 68 tahun kemerdekaannya nanti, Indonesia akhirnya mampu membeli Pesawat Kepresidenan super canggih Air Force One Indonesia.

IMP SAVE INDONESIA: Roket Indonesia Mulai Bikin Cemas Negara Tetangga

IMP SAVE INDONESIA: Roket Indonesia Mulai Bikin Cemas Negara Tetangga

Roket Indonesia Menjadi Buah bibir Negara Tetangga


(IMP) -- Teknologi Roket Indonesia yang mulai di kuatirkan oleh negara Tetangga. Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ….!


Meski sudah berlangsung, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang cerita politik, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang belakangan ini suka menganggap remeh Indonesia. 

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. 

Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp 700 trilyun.

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia

Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member “Asian Satellite Club” bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran. 

Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! 

Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok PULAU. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat. 


Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama paham bahwa insinyur-insinyur Indonesia tidak bisa diremehkan begitu saja. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah. 


Kalau para ekonom Indonesia yang Pro World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak (“cuma” Rp 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. 
Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya. 
Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: “Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah”. Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba. 
Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz
Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash. 

Bravoo.....
Maju Terus Indonesia ku...